SEARCH

Rabu, 01 Juni 2011

Yang Harus Diketahui Penolong

Dalam melakukan pertolongan memerlukan suatu kepercayaan diri. Keadaan paling sulit yang mungkin dihadapi oleh seorang penolong adalah serangkaian kejadian sebagai berikut :

1.      Orang-orang atau penderita sendiri datang meminta pertolongan (dengan mendadak).
2.      Anda pikir keadaan penderita itu parah dan perlu pertolongan segera, tapi anda tidak tahu harus berbuat apa.
3.      Peralatan yang anda bawa tersedia sangat minim.
4.      Tidak ada orang lain yang bisa diharapkan bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada saat itu.

Bila hal ini terjadi biasanya penolong yang kurang berpengalaman akan lebih banyak terikat oleh kebingungannya sendiri. Akibatnya, pertolongan yang dilakukan tidak bisa dilakukan secara maksimal dan bahkan terkadang sampai dibawa ke rumah sakit belum mendapat pertolongan pertama sama sekali. Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan oleh penolong adalah JANGAN BINGUNG dan TETAP TENANG walau dalam keadaan bagaimanapun.

Dalam melakukan pertolongan terhadap korban ada enam hal yang harus diperhatikan yaitu:

1.      Lihat keadaan lingkungan

Pastikan bahwa lingkungan aman bagi korban maupun anda sendiri. Jika tidak, maka amankan lingkungan dan atau pindahkan korban ke tempat yang lebih aman. Sebelum menolong seseorang pastikan keamanan dari penolong itu sendiri aman, jangan sampai membahayakan jiwa penolong.

2.        Lihat keadaan penderita

Pada segala kejadian yang harus diamati berturut-turut adalah  :
a.        Pernafasan                       : ada/tidak, frekuensi dalam atau dangkal
b.        Sirkulasi darah                 : nadi, muka pucat atau tidak
c.        Kesadaran                         : pingsan, koma
d.        Lain-lain                             : misalnya luka, perdarahan, patah tulang, dll

3.      Tentukan masalah yang dialami penderita

Berdasarkan hasil pengamatan pada poin 2. Tentukan keluhan apakah yang menyebabkan penderita perlu pertolongan dan apakah termasuk gawat atau tidak, darurat atau tidak, dan cari  penyebabnya !
Gawat artinya penderita sedang terancam jiwanya karena adanya gangguan umum (pernafasan, sirkulasi darah, kesadaran), dengan penyebab apapun.
Darurat artinya pertolongan harus segera diberikan.



4.      Rencanakan tindakan
Berdasarkan masalah yang telah ditentukan pada poin 3, maka pilihlah tindakan apa yang mungkin dilakukan pada waktu itu dan dalam keadaan itu.

Tindakan meliputi :
a.       Atasi gangguan umum (kalau ada), seperti pernapasan, perdarahan dan tanda-tanda shock.
b.      Atasi keluhan lain yang mengganggu penderita, misalnya perawatan luka, memasang bidai, dll.
c.       Perawatan penunjang : tenangkan penderita, hangatkan bila kedinginan, dll.

5.      Lakukan tindakan
Sesuai dengan yang direncanakan, dan amati apakah tindakan itu berpengaruh positif terhadap penderita, artinya tindakan itu dapat mengatasi masalah yang telah ditentukan tadi. Jika tidak, maka pilih satu diantara tiga :

a.       Ulangi tindakan itu
b.      Coba tindakan lain
c.       Hentikan tindakan dan cari pertolongan / rujuk

6.      Rujuk (bila perlu)
Rujuk artinya mengirim penderita pada pihak lain yang lebih mampu memberikan pertolongan, misalnya merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas, dokter, dll.

Rujukan perlu dilakukan bila :
a.       Anda tidak tahu tindakan yang harus dilakukan
b.      Tindakan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh positif
c.       Tindakan berpengaruh positif, tapi belum cukup untuk mengembalikan kondisi penderita menjadi normal kembali.

Enam prinsip ini bukan prosedur birokratis semata. Bila anda biasa maka anda cuma memerlukan waktu 5 - 10 detik yang anda pergunakan untuk poin 1 sampai 4 dan menjadi lebih berguna dari pada anda langsung bertindak (poin 5) tanpa tahu masalahnya, atau langsung merujuk ke RS (poin 6) padahal mungkin banyak tindakan yang bisa dilakukan diluar RS untuk menghemat masa-masa kritis penderita.

  1. Keluhan dan sakit yang sering dihadapi

1.       ASMA / SESAK NAPAS

Definisi :
Suatu gejala yang dapat ditimbulkan karena adanya gangguan pada saluran pernapasan baik berupa sumbatan saluran napas  atau penyempitan saluran napas. Selama menderita asma, otot yang mengelilingi saluran udara akan kejang. Lapisan saluran udara tertelan. Lendir akan keluar, sehingga saluran menyempit dan si penderita sulit bernapas.

Deteksi :
1        Korban tampak berusaha keras untuk bernapas (susah bernapas)
2        Otot sekitar leher dan dada menegang / kejang
3        Napas cepat dan dangkal
4        Suara napas terdengar jelas, kadang disertai suara bunyi pada penyakit asma
5        Batuk (khususnya pada malam hari) dan dada terasa sesak
6        Sulit berbicara, muka dan bibir membiru berarti sesak napas berat (kronis) dan harus segera ditolong / dirujuk ke RS



Penanganan :
Secara umum si penderita harus ditenangkan dan di dudukkan dalam tempat sepi, hangat dan jauh dari orang lain. Sandarkan penderita dengan posisi nyaris duduk.

a.  Tanpa obat :
Pada korban sadar
1.   Jika ada terlihat sumbatan akibat benda asing di mulut maka posisikan kepala korban miring ( ke kiri) dan lebih rendah daripada dada. Bentuk jari seperti kait untuk mengeluarkan sumbatan.
2.   Jika tidak ada sumbatan maupun asma, dan keadaan umum tampak baik, tunggu saja dan tenangkan korban, mungkin sesak napas akibat stres psikis (posisikan korban pada posisi setengah duduk).
3.   Bila sesak napas makin berat, ada sianosis (tampak kebiruan pada bibir dan cuping telinga) dan tidak diketahui sebabnya kirim ke RS.
Pada korban tak sadar :
1. Baringkan terlentang, longgarkan pakaian, kepala ekstensi dan cari kemungkinan sumbatan benda asing, kemudian posisikan pada posisi setengah duduk dengan 1 penolong menahan di belakang korban (posisi saling berpunggungan).
2. Jika tidak ada sumbatan / kelainan lain dan sesak napas progresif (makin berat) segera rujuk ke RS.

b. Dengan obat :
Ø Tanyai korban apakah membawa obat sendiri (dari dokter atau obat yang sering diminum ketika kambuh), jika membawa suruh minum obat yang dibawa. Jika tidak, tanya ke korban obat yang biasanya dipakai ketika kambuh. Jangan sekali-kali memaksa korban untuk minum obat yang tidak biasa dipakai.
Ø Napacin, asma solon, erosol (penghisap) bronchodilator /oxycan.


2.       DEMAM

Gejala : suhu tubuh yang sangat tinggi.

Penanganan :
a.   Tanpa Obat
Ø Istirahat
Ø Diberi kompres dingin pada dahi, lipatan ketiak / paha penderita

b.  Dengan Obat
Ø  Paracetamol
Ø  Obat Penurun panas


3.       DIARE
Ø Penyebab : Gejala gangguan pencernaan termasuk keracunan makanan atau infeksi virus sehingga dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan yang dibutuhkan tubuh).
Ø Gejala : Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh dan badan lemas.
Ø Deteksi :
»   Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh
»   Badan lemas
Ø Penanganan :
a.   Tanpa Obat
»   Istirahat
»   Rehidrasi (banyak minum)
»   Beri minum cairan gula dicampur garam dengan perbandingan 2:1 (2 sendok makan gula dan 1 sendok teh garam), atau berikan oralit.

b.  Dengan Obat : daipet, entrostop, obat diare lain


4.       HIPOTERMIA
Ø Gejala Hipotermia berat :
»    Pernafasan sangat lambat
»    Denyut nadi sangat lambat
»    Tidak ada respon
»    Manik mata lebar dan tidak bereaksi
»    Alat gerak kaku
»    Tidak menggigil

 
Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Keadaan hipotermia dapat diperburuk oleh faktor angin dan kekurangan makanan.
Ø Gejala Hipotermia sedang :
»    Menggigil
»    Terasa melayang
»    Pernafasan cepat, nadi lambat
»    Gangguan penglihatan
»    Reaksi manik mata lambat
»    Penurunan respon

Ø Penanganan :
1.    Rawat penderita dengan hati - hati, berikan rasa nyaman
2.    Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
3.    Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
4.    Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
5.    Ganti pakaian yang basah, upayakan agar tetap kering
6.    Beri selimut, jaket atau sesuatu yang hangat (misal: beri kompres panas di perut, tangan dan kaki)
7.    Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan - pelan
8.    Pantau tanda vital secara berkala
9.    Rujuk ke fasilitas kesehatan

5.       HISTERIA
Ø Definisi: Reaksi akibat gangguan psikis.
Ø Cirinya:
a.  Korban tidak tenang (berteriak-teriak)
b. Tubuh kejang dan tangan memegang erat.
c.  Korban adakalanya menahan nafas.
Ø Penanganan:
a.   Tanpa Obat
»    Tenangkan korban dan jangan dikerumuni
»    Hilangkan objek penyebab hysteria (misal: dengan menjauhkan dari penyebab)
»    Apabila masih terjadi segera rujuk ke RS.

6.       KEJANG OTOT / KRAM
Ø Definisi : Kekakuan tubuh atau alat gerak akibat otot lelah ataupun kontraksi otot yang terlalu lemah yang dapat meyebabkan nyeri.
Ø Penyebab : Kurang cairan tubuh (misalnya setelah muntah atau mencret), letih (lari, kurang pemanasan saat olahraga), dingin (sewaktu berenang), panas.
Ø Deteksi : Rasa nyeri dan kekakuan anggota tubuh yang kejang
Ø Tindakan preventif: menghindari minum air tawar ketika melakukan aktivitas di udara panas dan jangan berupaya menahan orang yang sedang kejang.
Ø Tindakan pertolongan:
a.   Tanpa Obat :
»   Perlahan ulur dan tarik otot yang kram dengan memijat kearah jantung.
»   Kompres otot yang kejang dengan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit
»   Lakukan peregangan
»   Sesudah peregangan kompres dengan air hangat
»   Jika kram disebabkan karena kekurangan cairan maka berikan air minum suam-suam kuku ditambah gula.
b.  Dengan obat : minyak tawon, minyak gondopuro dan counterpain.

7.       LUKA
Luka meliputi: lecet, memar, iris, tusuk, bakar, gigitan
Lecet
Ø  Penanganan :
a.  Tanpa obat :
1.  Sisihkan pakaian penderita dari luka dan bersihkan kulit sekitar luka
2.  Cuci luka dari dalam keluar dengan air bersih
3.  Balut luka dengan pembalut steril
b.  Dengan obat : betadyne, tansoplast
Memar
Ø   Penanganan :
1.  Bersihkan kulit sekitar luka dan kompres dingin
2.  Angkat bagian yang sakit lebih tinggi dari tubuh
3.  Pada hari berikutnya beri kompres hangat untuk perawatan
Iris
Ø   Penanganan :
1.  Hentikan perdarahan dengan cara menekannya dengan memakai kain bersih
2.  Basuhlah kulit di sekitar luka dan keringkan dengan kain bersih
3.  Jika ada kotoran didalamnya bersihkan dengan aliran air bersih
4.  Balut luka dengan plester kupu-kupu
Tusuk
Ø   Penanganan :
a.       Benda yang ada jangan di cabut
b.      Upayakan menstabilkan benda yang menancap
c.       Tutup dengan kasa steril dan bawa ke RS
Bakar
Ø   Deteksi :
a.       Kulit kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak (derajat I)
b.      Kulit makin kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak dan gelembung berisi cairan (derajat II)
c.       Kulit hitam keputih-putihan, shock (derajat III)
ØPenanganan :
a.       Luka disiram dengan air bersih. (Kecuali luka bakar karena bahan kimia yang akan semakin bereaksi kuat bila terkena air.)
b.      Balut dengan kain steril, bawa ke RS
c.       Peringatan : jangan diolesi pasta gigi, mentega dan kecap.

8.       SAKIT MAAG / NYERI LAMBUNG
Ø Definisi : gejala yang ditimbulkan akibat radang lambung, stress dan emosi
Ø Penanganan :
a.    Tanpa obat :
»    Diberi makan dalam jumlah kecil secara terus-menerus
»    Beri minum susu
b.    Dengan obat : promag, mylanta, alumy atau obat yang biasa dipakai



9.       NYERI HAID
Ø Penanganan :
a.    Tanpa Obat :
»    Istirahat
»    Kompres hangat
b.    Dengan Obat :
»    obat : feminax, aspirin, antalgin, biogesic


10.   MIGRAINE / SAKIT KEPALA
Ø Gejala : Kepala merasa sakit berdenyut - denyut, kadang - kadang hanya sebelah, tetapi dapat juga seluruh kepala merasa sakit . Rasa sakit dapt juga menjalar ke mata. Sering pula diikuti  oleh rasa mengantuk sesudahnya.
Ø Tindakan pertolongan :
»    Apabila migrain terasa mulai datang menyerang, menyingkirlah ke ruangan yang gelap untuk beristirahat.
»    Berbaringlah di tempat tersebut selama paling sedikit 10 menit
»    Selama 2 jam berikutnya, penderita sebaiknya tidak makan atau minum
»    Obat penghilng rasa sakit dapat dipergunakan untuk menguranginya.
»    Dengan obat : aspirin, antalgin, ponstan, saridon, biogesic, paramex


11.   MIMISAN
Terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, penyakit darah, influensa, atau kelainan pada hidung, benturan dan terjadi tanpa alasan yang jelas. Darah mengalir dari lubang hidung. Biasanya disebabkan bersin, membuang ingus, mencukil-cukil hidung dan karena tekanan udara rendah (pegunungan).
Ø   Penanganan :
a.    Tanpa obat
1.    Dudukkan korban dalam posisi tegak dengan kepala agak menunduk (agar darah tidak masuk paru-paru).
2.    Tekan/pijat cuping hidungnya dan korban dianjurkan bernapas dari mulut.
3.    Lepaskan pijatan pada cuping hidung setelah 10 menit, bila masih berdarah tekan lagi 10 menit.
4.    Dapat pula dengan memasukkan segulung kain kasa (pembalut atau kasa steril atau secara tradisional diberi daun sirih yang digulung) ke dalam lubang hidung.
5.    Untuk beberapa jam penderita dilarang membuang ingus (sisi).
6.    Setelah 30 menit masih ada perdarahan perlu di bawa ke dokter.


12.   PINGSAN
Ø Definisi : tidak sadar untuk sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak.
Ø Deteksi :
1.    Korban tak sadar, jika dipanggil tak menyahut
2.    Kulit pucat, dingin, dan lembab
3.    Denyut nadi lemah dan lamban
4.    Pandangan kabur dan menguap
5.    Mata tertutup, tapi tidak melawan jika dibuka paksa dan bola mata tidak bergerak-gerak dengan rangsangan kuat baru ada reaksi (sedikit)
Ø Penanganan :
a.   Tanpa obat:
1.   Baringkan pasien pada tempat teduh dan datar dalam posisi horizontal dengan kaki sedikit lebih tinggi dari tubuh/kepala
2.   Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan miring untuk mencegah muntahan tersedak masuk paru-paru.
3.   Longgarkan pakaian yang ketat dan pastikan tersedia cukup udara segar

13.   TERKILIR SENDI (sprain)
Ø Definisi :  Robeknya jaringan ikat sendi karena regangan yang berlebihan.
Ø Gejala :
»    Nyeri pada pergerakan, bengkak dan memar
»    Warna kulit merah kebiruan
Ø Penanganan :
»    Tinggikan daerah luka
»    Kompres dingin (selama beberapa jam), dilanjutkan dengan kompres hangat untuk melemaskan kembali otot.
»    Imobilisasi daerah  cidera (dibalut dan bidai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar